Penulis tidak habis pikir
melihat maraknya kasus bullying setelah pandemi usai, semakin menjadi-jadi,
bahkan cendrung ke arah kriminal... dan anehnya lagi, bullying ini pelakunya
bukan saja para siswa sekolah, tetapi juga para orang tua siswa.
Masih segar dalam ingatan
kita, kasus orang tua murid mengketapel mata seorang guru akibat anaknya
ditegur untuk tidak merokok di sekolah... dan orang tuanya malah marah,
bukannya berterima kasih bahwa anaknya sudah diingatkan oleh gurunya.
Penulis jadi berpikir ada
apakah dengan masyarakat kita yang makin sini makin tidak memiliki budi pekerti
yang santun lagi...(?) Apalagi kalau
kita mengaku-ngaku bangsa yang beradab, berbudaya ketimuran, yang katanya penuh
dengan keramahan masyarakatnya... tapi pada kenyataannya sangat jauh dari
budaya ketimuran itu sendiri ~malah menjurus kepada tindakan-tindakan anarkis
atau kekerasan di mana (seharusnya) dunia pendidikan menjadi tempat anak-anak
kita belajar menjadi manusia yang beradab, namun justru sebaliknya: mereka
menjadi manusia-manusia yang tidak memiliki adab.
Lalu mau sampai kapan hal
ini terus terjadi..??
Selama pandemi, penulis
jarang sekali melihat kasus bullying terjadi di sekitar kita. Sepertinya
keadaan 'aman-aman' saja. Namun setelah pandemi usai, kita seperti
dipertontonkan budaya baru, yaitu budaya kekerasan, yang terjadi di dunia
sekolah.
Mari kita sama-sama
berintrospeksi diri akan apa yang terjadi di dunia pendidikan kita saat ini...
mengapa sejak anak berada di lingkungan sekolah dasar, mereka sudah menunjukkan
sifat-sifat yang tidak beradab tersebut... apalagi ketika mereka mulai tumbuh
besar. Lalu bagaimana nasib mereka di masa depan kalau saja sifat-sifat
kekerasan yang mereka miliki tersebut belum juga usai..??
Tak heran kalau tindak
kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang dewasa biasanya sudah dimulai
bibit-bibitnya sejak usia mereka masih kanak-kanak, karena seperti pepatah yang
mengatakan: "Tidak mungkin ada asap apabila tidak ada api." Maka kita
sebagai orang tua harus peka dengan kejadian kekerasan yang berada di
lingkungan kita, karena semua itu bisa terjadi akibat faktor kelengahan kita
dalam mendidik akhlak anak-anak kita. Sedangkan kita tahu bahwa sekolah pun
tidak pernah mengajarkan pendidikan akhlak untuk anak-anak didik mereka, jadi
wajar apabila kejadian bullying terus berlangsung sampai batas waktu yang tidak
bisa ditentukan (apabila kita tidak pernah berusaha memutuskan mata rantainya).
Komentar
Posting Komentar