Sulit kita dapat menemukan
kebenaran ketika hati atau pikiran kita membeku layaknya es batu, karena hati
atau pikiran yang tidak dapat menerima nasehat atau masukan itu layaknya hewan.
Manusia dianugerahi akal
pikiran oleh Tuhan untuk menjadi wakil-Nya di muka bumi ini. Tanpa manusia
hadir menyemarakkan bumi, maka bumi hanya sekedar benda mati tanpa arti, karena
tidak ada yang mengurusnya. Bumi, tempat kehidupan makhluk Tuhan, membutuhkan
uluran tangan manusia untuk menghiasinya. Bayangkan wajah bumi tanpa manusia
berada di dalamnya, bagaimana nasib bumi ini..?
Oleh karena itu manusia
diciptakan oleh Tuhan agar mereka menyadari tugas dan tanggung jawab mereka
dalam kehidupannya tetapi semua itu bisa disadari apabila kita membuka telinga
dan pikiran kita, sulit kita dapat menemukan seorang yang menyadari tugas dan
tanggung jawab nya apabila dia tidak menyadari sepenuhnya peran yang harus dia
mainkan didalam kehidupannya, maka akan kosong hati dan pikirannya tanpa arti
bagai mayat-mayat hidup yang bergentayangan, maukah kita mendapatkan julukan
tersebu..? Sedangkan kita mengetahui usia manusia sangatlah terbatas di muka
bumi ini.
Maka sebelum kita
tergantikan dengan manusia lain yang akan mendiami bumi ini, maka ukirlah
prestasi dalam bidang apa pun... karena gajah mati meninggalkan gading, harimau
mati meninggalkan belangnya, sedangkan manusia mati meninggalkan warisannya.
Pertanyaannya, warisan apa yang ingin kita berikan..?? Apakah prestasi atau
wanprestasi karena kontribusi kita di dunia sangat menentukan sekali perjalanan
kita setelah kehidupan di dunia ini. Jangan sampai ada maupun tiada kita, tidak
berpengaruh samasekali terhadap kehidupan di bumi ini, karena merupakan
perintah Tuhan yang mengatakan: "Sebaik-baik hamba-Ku adalah hamba yang
selalu berpikir akan kontribusi, bukan sebaliknya."
Maka, apabila karya kita
belum mendapatkan tempat yang layak di mata (para) penikmat, renungkanlah..!
~siapa tahu kitanya saja yang belum membuka hati.
Komentar
Posting Komentar