FAMILY

 


Kita mengatakan bahwa keluarga adalah alasan utama kita berjibaku untuk mencari nafkah kita bekerja pagi siang malam agar dapat membahagiakan keluarga kita. Akan tetapi kenyataannya di lapangan, kadang tidak sesuai dengan niat awal kita. (Jangan-jangan) kita bekerja untuk ambisi kita pribadi yang tidak ada hubungannya samasekali dengan keluarga kita.

Kalau kita bekerja dengan niat untuk membahagiakan keluarga, pasti kita akan menomorsatukan keluarga di atas pekerjaan kita. Namun seringkali keluarga kita harus mengalah dengan segala kesibukan kita yang tidak mengenal waktu hingga sulit bagi kita untuk lebih mengenal kepribadian setiap anggota keluarga kita. Maka tidak heran kalau kita seringkali menjumpai masalah daripada kebahagian, karena setiap kebahagian pasti membutuhkan usaha dalam menumbuhkannya... tidak mungkin bisa terjadi begitu saja. Ada proses di dalamnya. Kita tidak sadar bahwa apabila hal itu kita kesampingkan, maka akan tercipta suatu masalah baru.

Banyak orang di luar sana merasa membina sebuah keluarga adalah  cukup apabila anggota keluarga kita terpenuhi semua kebutuhan sandang-pangan-papan mereka saja. Padahal berapa banyak anak-anak di luar sana tidak terpenuhi kasih sayang di dalam diri mereka, yang menyebabkan mereka rapuh secara mental. Mereka menjadi anak-anak yang selalu berusaha mencari perhatian di luar sana dengan cara-cara negatif, agar orang tua mereka peduli dengan diri mereka. Karena selama ini ada sesuatu yang 'hilang' dalam diri mereka, yaitu rasa kasih sayang dari orang tua mereka.

Jadi apabila kita menemui anak-anak kita lemah secara mental, maka tanyalah kepada diri kita sendiri, ke mana saja kita sebagai orang tua..?? Sudahkah memainkan peran kita yang sesungguhnya..?? Karena peran sebagai orang tua bukan saja menjalani peran sebagai pencari nafkah yang hebat, tetapi seringkali menjadi orang tua yang mau meluangkan waktu bagi anak-anaknya dalam keadaan suka maupun duka.

Komentar