Sebagai orang tua, mungkin
adakalanya kita tidak sadar bahwa tindakan kita kepada anak-anak itu (secara
tidak langsung) mengeksploitasi keberadaan mereka. Kita memaksakan kehendak
kita kepada mereka agar mereka mau memenuhi keinginan kita, atau kita memaksa
mereka untuk melakukan sesuatu yang di luar kehendak mereka.
Misalnya kita menyuruh
anak-anak kita untuk mencari uang, padahal kita sebagai orang tua masih sanggup
untuk mencari uang buat keluarga kita, karena rasa malasnya kita saja untuk
berikhtiar dalam mencari uang maka kita memaksa anak-anak kita untuk mencari
uang ~padahal mereka masih membutuhkan waktu untuk menikmati masa kanak-kanak
mereka dengan bermain dan belajar.
Kecuali jika mereka mau
kita ajarkan mengenai nilai-nilai kemandirian agar suatu saat kelak mereka bisa
berdiri di kaki mereka sendiri ~jadi semuanya tergantung dari niat di awal,
bukan aji mumpung, karena kita memiliki anak dan mereka tidak perlu digaji
hehehe.
Masa kecil kanak-kanak
hanya datang sekali jadi jangan sampai mereka tidak merasakan sama sekali
indahnya masa anak-anak. Kita harus sadar bahwa anak adalah 'titipan' dan bukan
'asset' layaknya barang yang kita bisa berbuat seenaknya... karena suatu saat
nanti kita akan dimintai pertanggung jawabannya oleh yang menitipkannya. Ibarat
kita sedang dititipi sesuatu, pasti yang menitipkan akan meminta hal yang
dititipkannya itu dalam keadaan seperti semula, bukannya malah rusak atau
hancur.
Jadi, wahai para orang
tua, tidak ada yang meminta anak-anak kita lahir di muka bumi ini... kecuali
kita, para orang tua, yang mengharapkannya. Maka bersikaplah seperti orang yang
bertanggung jawab dengan apa yang diminta.
Komentar
Posting Komentar