Ketika kita memutuskan
untuk menikah, mungkin kita tidak tahu alasan utama kita untuk menikah itu
apa... jadi ketika kita menikah, seringkali disebabkan keputusan yang spontan
seperti saya, menikah karena (merasa) memang
sudah waktunya. Saya menikah karena memang sudah ada calonnya, saya menikah
karena takut dimarahi oleh orang tua: "Kenapa tidak nikah-nikah, padahal
sudah waktunya..??" Atau kita menikah karena untuk menambah keturunan,
dll.
Alasan kita untuk menikah
itu bukan didasari oleh keputusan yang matang tanpa embel-embel 'spontan'
(karena kesannya tanpa dipikirkan terlebih dahulu). Padahal sesuatu yang tidak
dipikirkan dengan matang, biasanya hanya rasa kecewalah yang akan menanti diri
kita. Ada suatu istilah yang bisa menjelaskan maksud penulis di sini bahwa kita
tidak bisa APA kalau kita tidak tahu apa itu APA.
Mari kita tarik hal ini
kedalam sebuah arti kata "menikah" atau makna dari kata
menikah. Menikah adalah sebuah perwujudan dari perjanjian dua anak manusia
dalam sebuah ikatan suci, yaitu tali pernikahan, di mana agama sebagai
dasarnya. Karena tanpa kita mengikatnya dengan dasar agama, maka sebuah
pernikahan itu akan mudah diombang-ambingkan oleh gelombang kehidupan yang
kadang menghantam kita dari segala penjuru, sampai-sampai kita 'mempertanyakan'
apakah pernikahan merupakan tujuan kita selama ini..??
Pernikahan yang tidak
dilandasi dengan alasan yang kuat (mengapa pernikahan tersebut harus kita
jalani), maka sulit kita bisa melihat pernikahan tersebut dapat langgeng hingga
maut memisahkan, karena pernikahan kita tidak bicara mengenai aku tetapi
berbicara mengenai kita, jadi tidak mungkin kita mengedepankan ego
sebagai landasannya.
Oleh karena itu, ketika
kita memutuskan untuk menikah, jadikan alasan kita yang utama adalah menjalani
perintah agama. Bukan berarti kita tidak boleh memilih siapa pasangan kita,
tetapi kita lebih memilih siapa pasangan kita dari kriteria yang agama berikan,
yaitu pemahaman mengenai agamanya. Karena agama adalah pedoman kehidupan, maka
sewajarnya calon pasangan kita menjadikan agama sebagai pedoman dalam dia
menjalani kehidupannya, sehingga kita dapat membangun keluarga yang sakinah
mawaddah wa rohmah.
Komentar
Posting Komentar