Curhat seorang Siswa (Alumni) Sekolah KORBAN BULLY (part 4)



Sekarang kitalah yang seharusnya bisa mencari solusi bagaimana caranya membentuk diri sendiri dengan mempedulikan dirinya sendiri, mengikuti kata hatinya sendiri, menguatkan diri sendiri, dan juga mengontrol diri sendiri agar tidak kebablasan atau kelepasan diri karena perasaan dan emosi sesaat.

Memang bisa dimaklumi kasus seperti ini juga gak cuma sekali-dua kali, Pak... mulai dari kasus anak pejabat yang mengeroyok anak sekolah (di bawah umur), dari 'mantan'-nya sendiri yang playing victim, malah ada juga seorang pembully yang bareng-bareng sama bapaknya, mukulin anak orang. Padahal bapaknya itu adalah seorang aparat. Belum lagi kasus bullying yang mengakibatkan seorang siswa membakar sekolahnya sendiri karena merasa tidak mendapatkan keadilan maupun perlindungan dari sekolahnya itu.

Jadi ini menurut saya adalah masalah-masalah di mana para pelaku ini gak mikir dan gak bisa mengontrol diri sendiri. Terlepas dari siapa yang salah, tetap aja yang namanya mulut ke mulut gak bisa dihindari, Pak... tinggal sekarang gimana cara kita mengendalikan diri agar tidak 'kelepasan' dan akhirnya menyesal di kemudian hari. Mau-gak mau, itu harus dipelajari dan dibentuk sejak sedini mungkin. Ibarat mobil, dia punya fitur-fitur yang memang harus dipasangi... tapi sebelum dipasang, mereka sudah terlebih dahulu mempelajari fitur-fitur tersebut dan 'kenal baik' dengan mobilnya sendiri, karena mobil juga punya karakter khas tersendiri. Kalau kita saja 'gak kenal' dengan mobil kita sendiri, lalu bagaimana kita bisa mengendalikannya..??

Nah, begitupun kita, manusia... harus mengenal dirinya sendiri agar bisa mengendalikannya, baik secara mental-pikiran, dan juga emosionalnya.

Itu saja dari saya, Pak... kurang lebihnya mohon maaf jika ada salah-salah kata. Semoga bermanfaat. Selamat beraktivitas, semoga Pak Avi sekeluarga sehat-sehat selalu.

  

Komentar