Assalamu'alaikum Pak, selamat pagi... Apa kabar Pak, semoga sehat
selalu.
Saya minta izin mengomentari video Bapak untuk menyampaikan pendapat
saya tentang bullying. Menurut saya, itu adalah hal yang sudah lumrah dan wajar
hingga nanti anak itu sampai masa sekolah, bahkan sampai dia bekerja kelak.
Sebenarnya untuk menangani masalah bullying itu sudah seharusnya diberi
motivasi sejak dini agar anak anak itu lebih disiapkan dengan mental yang kuat
untuk ada di luar rumah.
Sudah seharusnya begitu, anak dinasehati oleh para orang tuanya
masing-masing... namun sangat disayangkan, banyak orang tua yang tidak
memberikan motivasi atau nasehat kepada anak-anaknya, di mana mereka seharusnya
menjadi pelindung di saat terjadinya bullying, tapi banyak anak yang malah
menjadi korban di dalam rumah tangganya sendiri... karena keluarganya sendiri
yang juga tidak peduli dengan anaknya, sehingga terkadang ada yang namanya
rumah rasa 'neraka'... sudahlah di luar di-bully sama orang lain, terus di
rumah dikucilkan oleh keluarga sendiri.
Ya tapi mau gimana, itu sudah gak bisa dihindari... tinggal sekarang
gimana si anaknya ini untuk belajar dari mentalnya sendiri yang memang harus
dibentuk dengan kasus bullying ini, sudah seharusnya. Menurut saya pribadi,
seminimal mungkin mempersiapkan mental dari sekarang, kalau tidak dari
sekarang, kapan lagi..?? Bukan hanya masalah bullying pada mental, tapi juga
faktor-faktor di mana permasalahan pertemanan lalu percintaan hingga pekerjaan,
hingga rumah tangga di keluarganya yang bisa dibilang tidak ada keharmonisan di
dalamnya.
Jadi pada intinya, siap gak siap harus siap, Pak! Dan mau gak mau,
gak ada pilihan lain selain belajar membangun mental health-nya sejak sedini mungkin.
Ya kisaran kelas 5~6 SD lah, sudah harus siap siap menuju SMP & SMA, bahkan
kuliah nanti atau kerja... karena kalau gak begitu ya apa yang dikatakan Pak
Avi lah... bahkan banyak lagi menimbulkan korban-korban yang bunuh diri karena
masalah (mental) yang gak kuat dari sekian banyak terjadi pada masa
perkuliahan, di mana mental sudah dalam keadaan frustrasi berat, dan akhirnya
kebanyakan di umur seperti saya (20 hingga 23 tahun) mengakhiri hidupnya begitu
saja, karena frustasi dari masalah gak punya teman cerita, teman dukungan,
bahkan orang tua yang seharusnya menjadi dukungan. Support sistem juga tidak
memberikan ruang itu menjadi seseorang yang menyerah atas hidupnya, karena
faktor tidak ada dukungan & tempat cerita untuk berkeluh kesah.
Komentar
Posting Komentar