Wisuda yang seharusnya
bisa menjadi sebuah momen yang membahagiakan bagi para orang tua karena bangga
melihat anaknya berhasil menyelesaikan jenjang pendidikannya, saat ini
keadaannya malah berbalik arah... mereka ramai-ramai teriak di media sosial
bahwa wisuda harusnya berada di jenjang pendidikan tinggi saja. Tak perlu lah
wisuda diadakan sejak jenjang PAUD, SD, SMP dan SMA dengan alasan memberatkan
sebagian besar orang tua, karena mereka harus mengeluarkan sejumlah uang yang
tidak sedikit untuk memenuhi hasrat pihak sekolah menyelenggarakan acara wisuda
ini.
Penulis tidak menyangka
bahwa acara wisuda ini bisa menjadi bumerang bagi para orang tua, karena
penulis awalnya berpikir bahwa hal ini sudah melalui pertimbangan yang matang
oleh para orang tua untuk mengadakan acara wisuda ini bagi anak-anaknya. Namun
sepertinya para orang tua tidak diajak bermusyawarah terkait acara wisuda tsb.
Terbukti banyak dari para orang tua yang komplain, merasa acara wisuda ini
menambah beban keuangan bagi sebagian besar orang tua... karena mereka
sepertinya tidak menyangka bahwa acara wisuda ini membutuhkan uang yang tidak
sedikit jumlahnya. Sedangkan mereka tidak melihat esensi dari acara wisuda ini
bagi kualitas perkembangan studi anak-anak mereka. Acara wisuda ini malah
(terlihat seperti) ajang pemborosan.
Menurut hemat penulis,
seharusnya wisuda ini hanya diadakan ketika anak-anak kita sudah berhasil
menamatkan Pendidikan Tingginya saja, untuk mengapresiasi perjuangan anak-anak
kita dalam menempuh studinya, di mana (akhirnya) mereka berhasil menyelesaikan
seluruh jenjang pendidikan yang mereka harus lalui. Bukannya sejak PAUD mereka
sudah diwisuda. Padahal perjuangan mereka saja belum seberapa, hingga hal ini
bisa saja menjadi bumerang bagi anak-anak kita, karena mereka sudah sejak usia
sedini mungkin mendapatkan hak istimewa, yaitu dengan cara mereka diwisuda.
Padahal perjuangan mereka dalam menempuh studi masih nun jauh di sana... belum
nampak samasekali kontribusi dalam karya ataupun prestasi yang berhasil mereka
capai dalam studinya. Tetapi mereka sudah diganjar dengan penghargaan yang
'tidak sepadan' dengan perjuangan mereka dalam menempuh pendidikannya.
Jadi, pembelajaran apa
yang mereka berhasil dapatkan jika penghargaan tersebut tidak selaras dengan
usaha yang mereka perjuangkan..?? Justru dengan cara kita mewisuda mereka, kita
malah mematikan daya juang mereka untuk meraih mimpi mereka, karena belum
apa-apa kita sudah memanjakan mereka dengan penghargaan-penghargaan atupun
seremonial-seremonial yang tidak dapat memberikan dampak positif yang mereka
bisa dapatkan.
Maka wajar apabila banyak
dari pihak orang tua yang khawatir dengan acara-acara wisuda ini jika akhirnya
lebih banyak memberikan dampak negatifnya dibandingkan dampak positifnya...
Mari kita pikirkan sejenak.
Komentar
Posting Komentar