'NATURALISASI' YANG MENYESATKAN

 


Program naturalisasi yang digadang-gadang bisa menjadi solusi hadirnya prestasi olahraga di tingkat internasional kalau saja kita tidak cermati dengan cara-cara yang benar, akan menjadi bumerang bagi bangsa ini, terutama bagi generasi muda bangsa ini yang kita pertontonkan budaya instan untuk meraih prestasi tanpa menjalani proses yang semestinya.

Kita dibuat terlena akan prestasi karbitan, prestasi yang tidak ada unsur kerja keras, air mata, keringat dan darah. Padahal semua itu akan menjebak kita ke dalam lubang yang sama berulang kali, yaitu 'ilusi' prestasi, kenyataan yang sebenarnya tidak nyata (hanya ingin mengaburkan kenyataan yang ada bahwa memang sebenarnya bangsa ini masih miskin prestasi).

Akan tetapi karena kita jenuh dengan kenyataan yang ada, maka kita membuat ilusi prestasi dengan cara 'menaturalisasi' pihak luar, bukan anak bangsa sendiri, agar kelihatannya bangsa ini sudah layak memenuhi harapan akan dahaga prestasi yang selama ini jauh dari pelupuk mata kita.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kata 'naturalisasi', yang salah apabila kita menjadikan ini sebagai budaya untuk membunuh proses dalam meraih prestasi. Padahal tidak ada kalimat Tuhan yang menyuruh kita menghalalkan segala cara untuk meraih prestasi ~kita hanya diperintahkan untuk berusaha yang maksimal dan serahkan hasil sepenuhnya kepada Tuhan. Perkara kita dapat meraih prestasi atau tidak, bukanlah hal terpenting untuk kita pikirkan, tetapi usaha yang kita lakukan itu lebih penting untuk kita jalani. Masihkah kita salah dalam mengartikan kata 'prestasi'..??

Komentar