SIBUK

 


Kita kadang sebagai orang tua tidak sadar kesibukan kita bekerja selama ini untuk siapa? Apakah untuk keluarga kita atau hanya untuk memuaskan ego kita saja, yaitu cara kita mengaktualisasikan diri. Memang tidak ada yang salah dengan kata-kata mengaktualisasikan diri ~selagi diri kita bisa menjadi penebar manfaat bagi banyak orang. Tetapi ini akan menjadi masalah apabila pekerjaan kita menjadi jauh lebih penting dibandingkan keluarga kita.

Kita sepertinya lupa kalau memiliki keluarga saat ini. Ciri-ciri orang tua yang lupa kalau dia sudah memiliki keluarga: Pertama, keluarga harus mau mengalah demi kepentingan pekerjaan dengan alasan apa pun.

Kedua, baik ayah maupun bunda, keduanya bekerja. Padahal sudah memiliki anak (tidak sadar bahwa tugas mencari nafkah hanya tugas utama seorang ayah, bukan bunda, karena bunda tidak memiliki beban untuk itu).

Ketiga, pekerjaan memiliki porsi waktu yang lebih besar dibandingkan porsi waktu kita bersama keluarga hingga kita lupa pulang ke rumah padahal keluarga sedang menanti kehadiran kita.

Keempat, apa yang kita bicarakan bersama keluarga, sebagian besar hanyalah masalah pekerjaan kita, padahal belum tentu ada satu pun anggota keluarga kita yang peduli dengan pekerjaan kita (seperti tidak ada topik yang lain, dll.). Memang pekerjaan kita juga adalah hal terpenting yang harus kita kerjakan. Inilah cara kita mencari sumber rejeki yang halal agar kita bisa menjaga kehormatan keluarga kita, menghindari yang namanya meminta-minta kepada yang lain yang bisa menghancurkan martabat kita sebagai sebuah keluarga.

Tetapi jika semua pekerjaan tersebut bisa menjadi penyebab kehancuran keluarga kita, mohon dipikirkan lagi sejenak, karena kata-kata mengaktualisasikan diri itu kalau kita tidak pernah bijak dalam menyikapinya, maka tidak akan pernah ada kata puasnya ~pasti kita ingin terus bisa menjadi yang terbaik dalam pekerjaan kita.

Kita ingin terus memberikan yang terbaik dalam pekerjaan kita, tetapi apakah semua itu lebih berharga dibandingkan keluarga kita? Maka renungkanlah sejenak, apakah kita yang diperbudak oleh pekerjaan, atau sebaliknya, yaitu pekerjaan berada di bawah kendali kita sepenuhnya... karena keduanya memiliki dampak yang berbeda dalam kehidupan kita berkeluarga, dan semua itu saya kembalikan kepada setiap orang tua yang membaca tulisan ini.

Komentar