WAHAI PEMIMPIN, HATI-HATI DENGAN WEWENANGMU

 


(Sebuah refleksi/renungan) 

Kadang ketika kita mendapatkan amanah sebagai seorang pemimpin, kita lupa bahwa di balik amanah tersebut ada tanggung jawab besar yang akan menanti kita, yaitu hasil dari kebijakan yang kita buat, karena kelak kita akan diminta pertanggungjawabannya ketika kita masih hidup di dunia ini, ataupun setelah kehidupan di dunia ini. Tetapi seringkali amanah yang diberikan kepada kita, kita anggap sesuatu hal yang sepele. Terbukti banyak pemimpin yang tidak amanah. Mereka menggunakan amanahnya untuk kepentingan pribadinya semata ~selagi mereka memegang kekuasaan, mereka anggap mereka bisa berbuat semaunya tanpa ada konsekuensi yang menyertainya.

Mereka pikir mereka bisa memegang kekuasaan layaknya seorang raja yang tak tersentuh samasekali dengan konsekuensi hasil dari selama ini mereka memegang kekuasaan. Inilah masalah yang sesungguhnya mengapa banyak sekali pemimpin di negeri ini memiliki mentalitas yang demikian. Mentalitas seorang penjajah, karena seorang penjajah ketika memperlakukan daerah jajahannya, mereka akan mengambil apa pun yang mereka kehendaki dari daerah jajahannya. Katanya negeri ini adalah negara yang demokrasi (wewenang terbesar berada di tangan rakyat), tetapi sepertinya wewenang rakyat itu diabaikan, layaknya hukum rimba yang berlaku di sini, yaitu: siapa yang kuat atau siapa yang berkuasa saat ini berhak mengambil semua keuntungan berada di pihak mereka.

Inilah seharusnya menjadi pengingat bagi seluruh masyarakat di negeri ini. Kalau saja kita gampang disogok untuk dibeli (suara kita), maka sampai kapan pun negeri kita akan diberikan seorang pemimpin yang akan menyengsarakan rakyatnya. Lalu mau sampai kapan keadaan ini terus berlangsung..??  Karena pemimpin lahir dari masyarakat, maka ketika mayoritas masyarakatnya sakit, maka kita akan mendapatkan pemimpin yang sakit juga. Salam akal sehat.

Komentar