Banyak manusia hidup
dengan melupakan jati diri sejatinya. Mereka sibuk menjalani kehidupannya tanpa
memiliki identitas yang jelas, bahkan mereka berusaha mencuri identitas yang
dimiliki oleh orang lain. Mereka jauh lebih bangga menjadi orang lain
dibandingkan menjadi diri mereka sendiri. Mau bukti, berapa banyak orang yang
fanatik terhadap sesuatu (apakah itu kepada sosok individu atau kelompok yang
terkenal, ataupun memiliki sesuatu yang kita tidak miliki dengan alasan kita ingin
seperti mereka karena faktor motivasi agar menjadi manusia yang lebih sukses).
Namun, apakah itu alasan
sejatinya? Atau kita ingin seperti mereka karena ada faktor yang lain? ~ada
tuntutan sosial bahwa menjadi mereka adalah bukti bahwa kita lebih baik dibandingkan
kebanyakan orang-orang? Di sinilah letak kekeliruannya, hingga akhirnya ketika
kita semakin sulit menjadi mereka, kita menganggap diri kita adalah manusia
gagal. Padahal setiap manusia sudah memiliki jalan kehidupannya masing-masing
yang berbeda. Jika semuanya sama, mau jadi apa dunia ini? Pasti sangat
membosankan apabila setiap orang itu sama.
Padahal Tuhan yang
menciptakan manusia tidak menuntut kita untuk sama, justru Tuhan menginginkan
agar kita berbeda. Lihat saja sidik jari manusia, apakah ada yang sama? (pasti
berbeda). Itu merupakan tanda bahwa manusia diciptakan untuk berbeda, agar
mereka saling melengkapi, bukan menjadi sama, yang akhirnya bisa menjadikan
diri kita tidak bahagia.
Jadi, temukan diri sejati
kita: siapakah diri kita sesungguhnya, mengapa kita diciptakan oleh Tuhan,
mengapa kita dilahirkan di dunia ini, peran apa yang harus kita jalani dalam
kehidupan ini... agar kita menemukan kebahagiaan sejati kita. Karena kebahagian
itu bukan terletak pada (menjadi) orang yang kita tidak kenal, akan tetapi
menjadi diri sejati kita.
Komentar
Posting Komentar