Pernahkah kita mendengar
pepatah dalam bahasa Inggris, "like parents like children"...??. Pepatah yang mencerminkan bahwa anak adalah representasi
dari orang tuanya, tetapi kadang kita sebagai orang tua baru merasa anak adalah
representasi dari orang tuanya.
Ketika anak berbuat
sesuatu yang sesuai maunya orang tuanya saja, bukan ketika anak berlawanan
maunya dengan orang tuanya, kita seperti seakan-akan selalu memaksakan kehendak
kita kepada anak. Kalau anak tidak sesuai maunya kita, kita anggap mereka anak
yang kurang ajar, anak yang durhaka, anak yang membangkang dan lain-lain yang
pada akhirnya hubungan kita dengan anak menjadi tidak sehat. Lalu kita pasti
akan selalu diliputi oleh suasana yang penuh dengan ketegangan seperti
pertengkaran, permusuhan, dan lain-lain.
Kalau suasana ini
dibiarkan saja berlarut-larut, maka jangan heran kalau anak-anak kita
perlahan-perlahan akan menjauhi diri kita, hingga suatu saat nanti kita akan
mengalami suatu momen di mana kita akan mengalami kesulitan untuk bertemu
dengan mereka lagi. Biasanya kalau kejadiannya sudah seperti ini dan tidak ada
satu pun yang mau mengalah, maka jangan heran kalau akhirnya kita baru bisa
bertemu lagi ketika salah satu sudah menjadi mayat dan hanya penyesalanlah yang
akhirnya menghantui diri kita.
Nah, selagi kita masih
diberi umur oleh Tuhan, maka selayaknya kita sebagai orang tua yang diberikan
kesempatan untuk memiliki hidup lebih dulu dibandingkan anak-anaknya, kitalah
seharusnya yang lebih bisa memaknai hidup dengan bijaksana. Karena anak-anak
kita belum memiliki pengalaman hidup seperti layaknya orang tuanya yang (tentunya)
sudah makan asam-garam kehidupan.
Oleh karena itu, bersikaplah
kepada anak seperti kita ingin anak kita bersikap kepada diri kita, orang
tuanya. Karena anak adalah mesin fotokopi terbaik orang tuanya.
Komentar
Posting Komentar