Banyak orang yang
beranggapan bahwa dunia homescooling itu hanya untuk kalangan tertentu saja, misalnya
dari kalangan artis, olahragawan, bakat dan minat tertentu, atau orang tua yang
paranoid akan pergaulan anak-anaknya, hehehe..
Tetapi hal ini
terbantahkan dengan apa yang dialami oleh anak penulis sendiri yang sudah
delapan tahun lamanya menjalani dunia homeschooling sejak tingkat SD, dan
sampai detik ini berada di tahun keduanya di tingkat SMP, berjalan dengan
lancar tanpa adanya kendala yang berarti. Bahkan anak penulis sangat menikmati,
karena (sejujurnya) penulis tidak pernah memaksakan kehendak ketika dulu
memilihkan sekolah dengan model seperti homeschooling ini. Penulis malah menyerahkan
sepenuhnya kepada keinginan si anak hingga dulu ketika anak penulis sebelum
masuk ke dunia homeschooling justru mendapatkan pertentangan langsung dari
keluarga, yaitu orang tua penulis sendiri ~yang sangat tidak setuju kalau
cucunya disekolahkan dengan model homescooling.
Mereka bilang, "Ngapain
sih anak harus sekolah dengan cara homeschooling yang sistemnya gak jelas
begitu? Mereka tidak seperti anak-anak dari sekolah pada umumnya yang waktu
belajarnya itu jelas dari senin hingga jumat dan dari pagi jam tujuh hingga
siang hari jam dua belas. Sedangkan siswa homeschooling masuknya saja hanya
tiga kali seminggu, dan sekalinya belajar hanya beberapa jam saja. Apakah
mereka tidak akan ketinggalan dengan pelajaran sekolahnya karena cara mereka
belajar sangat berbeda dengan anak-anak dari sekolah formal..?"
Namun saat itu penulis
diam saja, tidak mau berargumen dengan orang tua sendiri, takut dosa, hehehe..
Penulis hanya bisa bilang begini: "Kasih kesempatan, cukup satu semester
saja... apabila anak penulis tidak betah dengan sekolah model homeschooling, maka
penulis berjanji kepada orang tua untuk langsung memindahkan anak ke sekolah
yang lain, terserah mau modelnya seperti apa.
Akan tetapi lihat apa yang
terjadi... tak di sangka-sangka, hanya dalam hitungan satu bulan saja yang
awalnya orang tua penulis pesimis dengan model sekolah seperti homeschooling, sekarang
beliau melihat sendiri perubahan yang sangat dratis terjadi pada diri anak
penulis yang tadinya sejak TK, anak penulis sering bolos sekolah, senangnya
datang terlambat ke sekolah... tetapi sekarang dia malah marah kalau sampai
datang telat ke sekolah, sampai neneknya bingung (kok sekarang cucunya senang
yah datang ke sekolah, tidak seperti dulu..?)
Akhirnya penulis bisa
membuktikan tanpa harus berdebat dengan orang tua sendiri bahwa anak penulis
sekarang mengalami perubahan dalam hal sekolahnya. Penulis hanya bisa bilang
kepada orang tua: "Tidak mungkin saya mau mengorbankan masa depan anak
demi kepentingan penulis sendiri... apalagi ini berkaitan dengan pendidikannya yang
hanya penulis inginkan."
Yuk, kita coba metode baru ini siapa tahu cocok..!
Tips-Tips kalau kita mau berhasil dalam menghomeschoolingkan anak-anak kita
- Komitmen yang besar dari orang tua mau anaknya berhasil di dalam pendidikan anak-anaknya, bukan saja pendidikan akademisnya semata, bahkan lebih dari itu, yang lebih penting: pendidikan skill dan karakter anak-anaknya, karena ini sebagai bekal utama masa depan anak-anak kita.
- Orang tua mau terlibat secara langsung dalam tumbuh kembang anak-anaknya, bukannya menyerahkan sepenuhnya kepada pihak luar, karena penulis pun ketika di awal meng-homeschooling-kan anak tidak mengetahui ilmunya. Tetapi berjalannya waktu, ilmu itu akan datang dengan sendirinya.
- Ayah dan Bunda harus kompak dalam menemani tumbuh kembang anak-anaknya, karena ayah dan bunda akan benar-benar menjadi suri tauladan bagi anak-anaknya. Bahkan kita sepatutnya bersyukur kalau anak-anak kita menjadikan diri kita sebagai panutan, karena kita bisa memberikan role model terbaik dibandingkan orang lain. Karena mana ada orang tua yang ingin anak-anaknya salah dalam mencari sosok yang diidolakannya..? Resikonya tentu bukan saja terjadi pada saat ini, tetapi juga masa depannya. Bukankah itu yang wajib kita hindari..??
Komentar
Posting Komentar