GAME VS BELAJAR

 


Ada orang tua yang bertanya kepada penulis, mengapa anak-anaknya lebih suka bermain game dibandingkan belajar..??

Banyak orang tua yang merasa kewalahan dengan anak-anaknya yang lebih mementingkan bermain game dibandingkan belajar... apakah kita juga pernah mengalami pengalaman yang sama dengan anak-anak kita..? Karena sudah bukan menjadi rahasia lagi kalau memang anak lebih menyukai bermain game dibandingkan belajar, penulis jika ditanya jaman sekolah dulu lebih suka bermain game dibandingkan belajar, pasti dengan penuh keyakinan jawabannya adalah: bermain game bukan belajar.

Belajar dianggap membosankan, karena kita mempelajari sesuatu yang kita merasa tidak membutuhkannya... belajar itu pemaksaan... kita mempelajari sesuatu yang kita tidak suka, tetapi kita tetap harus mempelajarinya juga karena ada ancaman tidak naik kelas... belajar itu tidak membuat terasah potensi bakat-minat kita, tetapi hanya potensi akademis semata... belajar itu menyulitkan kita karena tidak cukup hanya di sekolah kita belajar, namun harus ditambah di luar jam sekolah... jadi kapan kita ada waktu mainnya..?? Sampai saat ini pun keadaannya tidak jauh berbeda karena masih ada pertanyaan yang sama: mengapa anak lebih suka bermain game dibandingkan belajar..??

Jika kita masih mengalami pengalaman yang sama, bukan berarti itu kesalahan anak-anak kita (merekalah yang malas, tidak mau belajar, yang lebih senang main-main dibandingkan belajar, lebih mementingkan main dibandingkan masa depannya, dll.)

Kalau hal ini yang kita lakukan, yaitu dengan cara memarahi anak, maka sampai kapan pun anak tidak akan pernah tergerak untuk menyukai yang namanya belajar. Mereka akan selalu menghindari yang namanya belajar. Karena sudah di sekolah mereka berhadapan dengan sesuatu yang tidak menyenangkan dengan yang namanya belajar, lalu ditambah pula di rumah pun mereka mengalami hal yang sama (lagi), dengan orang tua mereka.

Kalau saja kita mau belajar dari pengalaman ketika kita di sekolah dulu (bukannya kita yang tidak mau belajar, tetapi kita merasa bahwa belajar itu adalah beban... jadi bagaimana sih rasanya kalau ada beban di pundak kita..? pasti berat bukan..?)

Oleh karena itu, wajar apabila kita menyingkirkan beban yang menyusahkan diri kita, begitupun dengan anak-anak kita.

Tips-Tips agar anak-anak kita mencintai belajar

  • Sadarilah bahwa yang namanya belajar bukan hanya pendidikan akademis semata, tetapi masih banyak hal lain yang perlu dipelajari oleh anak-anak kita, terutama belajar yang bisa mengasah potensi yang anak-anak kita miliki berupa bakat-minat dan karakter mereka. Percayalah ketika mereka belajar mengasah potensinya tersebut, kita tidak akan pernah mengalami kesulitan lagi dalam meminta anak-anak kita untuk belajar.
  • Jangan orientasi kita sebagai orang tua hanyalah nilai akademis semata ~apabila anak-anak kita mendapatkan nilai akademis yang baik, baru kita mengatakan anak kita sudah belajar. Apa pun nilai yang anak-anak kita dapatkan, mari kita hargai usaha mereka... karena dengan kita menghargai usaha mereka, maka mereka pun akan semakin semangat untuk lebih giat belajar.
  • Tumbuhkan semangat anak-anak kita untuk belajar dengan berusaha memahamkan mereka bahwa belajar adalah suatu kebutuhan, bukan kewajiban ~dengan bahasa yang mudah mereka pahami, disesuaikan dengan usia mereka. Karena biasanya hal-hal yang wajib adalah beban yang harus kita pikul, tetapi apabila belajar adalah suatu kebutuhan, seperti kita membutuhkan udara untuk bernafas, maka anak dengan sendirinya akan belajar dengan semangat tanpa harus kita suruh-suruh lagi. Bukankah itu yang kita inginkan..??

Komentar