MENGATASI MASA KRISIS PADA ANAK KORBAN PERCERAIAN



Ketika orang tua bercerai, pasti akan selalu ada konsekuensi yang menyertainya, yaitu masa krisis pada anak. Anak akan mengalami keguncangan di dalam jiwanya, ada pergolakan batin yang hebat di dalam dirinya, karena biasanya mereka selalu didampingi oleh kedua orang tuanya dalam melewati masa-masa suka dan duka di dalam kehidupannya. Namun saat ini mereka harus beradaptasi melihat kedua orang tuanya berpisah.

Nah, di sinilah peran orang tua diuji, apakah kita sebagai orang tua bisa mengatasi masa krisis pada anak atau tidak ketika keputusan bercerai itu terlanjur terucap. Pasti anak yang harus menjadi prioritas utama dari perhatian kita dalam memutuskan segala sesuatunya karena berkaitan dengan masa depan yang mereka miliki masih panjang dibandingkan kedua orang tuanya. Kita jangan terlalu egois dalam menuntut hak kita kepada mantan pasangan, hingga kita tanpa sungkan ribut di depan anak-anak kita lantaran hal sepele seperti pembagian harta gono-gini, karena ini biasanya yang selalu menjadi sumber utama keributan yang terjadi ketika orang tua memutuskan untuk bercerai.

Kita kadang tanpa sungkan memperlihatkan wajah jahat kita kepada mantan pasangan, karena kita merasa yang paling benar. Kita tidak ingat bahwa dia itu adalah mantan ibu atau ayah dari anak-anak kita. Bahkan kita saling mencaci-maki padahal keputusan cerai itu sendiri sudah merupakan hal yang sangat berat yang harus anak-anak kita pikul di pundak mereka. Kalau saja kita menyadari beban psikologis yang anak-anak kita akan alami, maka hal tersebut dapat menjadi rem bagi kita untuk tidak bertindak sewenang-wenang kepada mantan pasangan kita, karena kita percaya, apa pun alasan kita untuk merasa paling benar, pasti yang akan menerima dampak terberat selalu anak-anak kita.

Maka seharusnyalah kita siap untuk selalu berkorban menjaga perasaan anak-anak kita dengan menjaga lisan kita untuk selalu berucap hanya kata-kata yang baik-baik saja, apalagi yang berkaitan dengan mantan pasangan kita. Karena apa pun perilaku mereka yang menurut kita salah, belum tentu anak merasakan hal yang sama, karena mereka adalah ayah maupun ibu mereka yang tidak akan tergantikan dengan apa pun juga bentuknya, apalagi hanya dibandingkan dengan harta benda semata. Karena anak pasti tidak akan pernah berpikir memiliki mantan ayah maupun mantan bunda, yang ada hanyalah mantan istri atau suami, karena anak akan selalu menyimpan ikatan batin yang kuat kepada ayah dan bundanya karena mereka terlahir karena kedua orang tuanya.

Tips-Tips mengatasi masa-masa krisis pada anak pasca orang tua bercerai

  • Sadarilah wahai para orang tua bahwa anak yang selalu menjadi korban apabila kedua orang tua mereka bercerai, jadi turunkanlah ego kita agar luka batin yang mereka rasakan tidak membekas didalam hati mereka.
  • Selalu bersikap bijaksana kepada mantan pasangan kita, jangan selalu merasa paling benar, apalagi hingga saling caci karena bagaimana pun orang yang kita caci tersebut adalah ayah kandung maupun ibu kandung dari anak-anak kita, karena tidak ada satu pun anak-anak kita yang rela ketika ayah maupun bundanya dicaci maki oleh siapa pun juga, begitu pun kita tidak akan rela orang tua kandung kita dicaci maki oleh orang lain sekalipun dia adalah kerabat kita sendiri.
  • Jagalah dengan konsisten perasaan anak-anak kita dengan selalu rukun dengan mantan pasangan kita. Biarlah kejadian yang menyakitkan kita itu berlalu, maafkan dengan ikhlas mantan pasangan kita, apa pun kesalahan yang mereka lakukan, meskipun ini mudah untuk diucapkan, sulit untuk dipraktekkan. Tetapi anak pasti akan menghargai usaha kedua orang tuanya untuk menyenangkan hati mereka, meskipun mereka sadar bahwa kedua orang tuanya sudah tidak lagi bersama.

Komentar