Suatu karakter yang dimiliki oleh
anak-anak kita, apakah itu karakter yang positif maupun negatif, pasti berawal
dari peristiwa-peristiwa yang anak-anak kita alami dan rasakan akan dunia di sekelilingnya,
sehingga peristiwa tersebut menjadi sebuah fenomena yang melekat dalam diri
atau pikiran anak kita. Itu menjadikannya sebuah perilaku sebagai balasan
akibat peristiwa yang anak kita alami, sehingga bermetamorfosis menjadi sebuah
karakter yang anak kita miliki.
Kadang kita bingung sebagai orang
tua, mengapa yah anak saya karakternya suka marah-marah, padahal saya tidak
pernah mengajarkan perilaku tersebut..? Kadang kita lupa bahwa karakter suka
marah ini bisa dimiliki oleh anak kita, dan itu tidak terjadi secara tiba-tiba,
pasti ada campur tangan kita sebagai orang tua yang secara sadar maupun tidak
membiarkan karakter ini terbentuk dalam diri anak kita.
Kalau (misalnya) kita menonton
sebuah film, dan kita terus menonton film yang sama berulang-ulang, pasti kita
akan hafal dengan kisah film tersebut. Begitu pun anak kita, kalau mereka terus
melihat sesuatu yang diulang-ulang, anak tanpa perlu kita ajarkan mengenai
karakter tersebut, maka karakter itu akan menjadi bagian dari diri mereka.
Jadi, sebelum kita menyalahkan
lingkungan luar kita, maka kita sebagai orang tua harus mau mengintrospeksi
diri kita masing-masing, apakah kita pernah lupa bahwa anak melihat perilaku
diri kita yang tidak patut untuk dicontoh..? Karena pengaruh orang tua akan
jauh lebih dahsyat dibandingkan lingkungan di luar keluarga kita, karena anak
dan orang tua pasti memiki ikatan batin yang tidak dimiliki oleh lingkungan
luar kita.
Apabila anak sejak kecil hingga dewasanya kita penuhi dengan perilaku kasih sayang, maka apa pun yang terjadi di luar sana tidak akan bisa mempengaruhi karakter yang dimiliki oleh anak-anak kita. Maka 'PR' terbesar bagi kita sebagai orang tua: Sudahkah hari ini kita mengasihi anak-anak kita..??
Tips-Tips agar anak memiliki karakter yang penuh kasih
- Anak tidak dapat memiliki karakter yang penuh kasih kalau anak belum memahami sifat yang penuh kasih itu seperti apa. Jadi, buatlah anak kita paham agar anak dapat mempraktekkannya di dalam kesehariannya.
- Contohkan sifat yang penuh kasih itu di dalam keseharian kita sebagai orang tua, agar anak dapat memiliki panutan terbaiknya di dunia ini yang layak dan patut ditiru, yaitu orang tuanya sendiri.
- Kita sebagai orang tua tetap secara konsisten terus memberikan pemahaman dan memberikan contoh mengenai perilaku penuh kasih ini kepada anak kita sampai akhir hayat kita, karena tugas orang tua hanya berusaha semampu kita. Dan jangan pernah mengharapkan hasilnya, agar kita tidak pernah mengalami kekecewaan untuk berhenti berusaha.
Komentar
Posting Komentar