Perceraian sesuatu yang
tidak disarankan, tetapi juga tidak dilarang oleh agama karena memang
perceraian tanpa pertimbangan yang matang akan menimbulkan lebih banyak dampak
negatifnya dibandingkan dampak positifnya. Perceraian apabila kita tidak
memikirkannya dengan matang sebelum melakukannya maka akan membuat banyaknya hati
yang tersakiti, karena ketika kita mengucapkan kata cerai biasanya ada ego yang
akan menyertainya ~kita sedang membela kepentingan yang kita miliki dan yang
kita rasa itu benar adanya, yaitu membela ego kita yang terluka.
Ketika hati sedang panas, biasanya
logika pun tidak akan bermain, mengucapkan kata cerai semudah kita menumpahkan
kata-kata manis yang dulu pernah kita ucapkan untuk mengikat janji sumpah setia
pasangan kita hidup-semati. Kata cerai begitu mudahnya meluncur dari rangkaian
bahasa yang kita ucapkan. Memang kata cerai adalah kata pamungkas yang bisa
kita ucapkan apabila memang sudah tidak ada lagi kesanggupan kita melalui
jenjang pernikahan ini, tetapi apakah kita sudah merenungkannya kembali dampak
yang akan terjadi dengan ucapan cerai ini..?
Jangan sampai hanya penyesalan yang dapat kita rasakan, karena pernikahan merupakan ujian pula bagi kehidupan kita didunia ini, dan memiliki konsekuensi dalam menjalaninya.
Tips-Tips agar kita tidak mudah mengatakan kata cerai
- Pikirkan setiap kata-kata yang kita ucapkan, baik dan buruknya. Apabila kita merasakan adanya 'panas' di dalam dada.
- Ingat kata-kata yang kita ucapkan kadang lebih tajam dibandingkan tajamnya silet, dan sulit untuk kita tarik kembali karena akan ada hati yang terluka.
- Maka seperti kata orang bijak yang pernah mengatakan: "Mulutmu adalah harimaumu, mulutmu adalah pembuat takdir kehidupanmu." Jadi pilihlah kata-kata terbaik yang akan kita ucapkan, agar tidak ada penyesalan yang akan kita rasakan kelak.
Komentar
Posting Komentar