PENDIDIKAN ANAKMU BUKAN SEKEDAR PENDIDIKAN AKADEMIS SEMATA

 


Wahai para orang tua, sadarkah kalau anak-anak kita memiliki beragam potensi yang telah diberikan oleh Tuhan kepada mereka..? Karena kelak ketika mereka dewasa, mereka akan memiliki profesi yang berbeda-beda sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Tetapi pertanyaannya, mengapa di zaman anak-anak kita sekolah, kita hanya mempedulikan bidang akademis mereka semata..??

Kita tidak peduli dengan bidang pendidikan mereka yang lain seperti pendidikan karakter mereka, pendidikan bakat dan minat mereka, pendidikan agama mereka, yang mana itu semua akan menjadi pondasi utama bagi pembentukan masa depan mereka  kelak. Karena kalau kita tidak mempedulikannya, akan sulit bagi anak-anak kita untuk tumbuh memiliki prestasi bagi masa depan mereka. Karena pendidikan-pendidikan yang disebutkan di atas membutuhkan proses waktu yang lebih panjang dalam pembentukannya. Tidak bisa hanya sehari semalam, karena ini akan lebih menyentuh pembangunan sisi mental anak, bukan sisi kognitifnya semata.

Kalau hanya pendidikan akademis yang lebih kita tonjolkan, padahal pendidikan ini hanya menyentuh sisi kognitif anak semata, maka bisa dipastikan jauh lebih mudah  untuk dikuasai, karena pendidikan akademis hanya berbicara mengenai hafalan dan kemampuan logika berpikir anak. Dan semua itu mudah untuk dilatih, apalagi kalau anak sudah memiliki karakter yang tepat, ia sudah mengetahui bakat, minat, dan cita-citanya.

Ditambah ilmu agama yang sudah anak-anak kita miliki, mereka percaya bahwa Tuhan akan selalu melihat setiap perilaku mereka. Maka tidak butuh waktu lama untuk menguasai pendidikan akademis karena mereka sudah menyadari betapa pentingnya untuk menguasai bidang akademis bagi masa depan mereka. Oleh karena itu mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk menguasainya, tetapi bukan untuk mengejar nilai rapor semata, melainkan untuk menambah wawasan cakrawala berpikir mereka. Dan kita sebagai orang tua tidak perlu bersusah payah lagi mengingatkan anak untuk mempelajari pendidikan akademis mereka, karena sudah timbul kesadaran di dalam diri masing-masing mengenai tanggung jawab sebagai seorang pelajar.

Itulah seharusnya yang kita lakukan sebagai orang tua, untuk lebih memprioritaskan pembentukan mental anak-anak kita agar mereka dapat mengarungi samudera kehidupannya dengan penuh rasa percaya diri. Tetapi kalau itu tidak kita pedulikan, maka akan kita temui anak-anak yang tidak memiliki rasa percaya diri dalam meraih masa depannya. Karena mereka memiliki mental yang lemah. Apakah itu yang kita inginkan bagi anak-anak kita ?

Penulis merasa sangat miris melihat dari zaman penulis dulu sekolah sampai saat ini masih banyak sikap orang tua yang tidak berubah, masih adanya orang tua yang senang memaksakan kehendaknya agar anak-anak mereka hanya fokus menguatkan sisi pendidikan akademis semata. Padahal setiap anak memiliki potensi yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Tetapi apabila anak-anak memiliki kekurangan di bidang akademis , orang tua seperti ‘kebakaran jenggot’ seakan dunia mau berakhir. Spontan kita berikan anak-anak kita segala macam les pelajaran tambahan untuk meningkatkan kemampuan akademisnya. Kita bersikap paranoid, takut nasib anak-anak kita bermasalah di kemudian hari.

Tetapi pertanyaannya, apakah pendidikan akademis itu satu-satunya jalan sukses bagi anak-anak kita meraih masa depannya? Apakah pendidikan akademis satu-satunya hal yang harus dipelajari oleh anak-anak kita? Padahal kita sendiri sebagai orang tua, ketika masih sekolah dulu, apakah kita bahagia kalau kita dipaksa untuk hebat di seluruh mata pelajaran akademis kita..?? Apalagi hebatnya hanya dalam nilai rapor semata.

Itulah mengapa saat masih sekolah dulu kita gemar menyontek karena kita takut kalau nilai kita jelek di rapor. Kalau kita pikirkan saat ini, apakah nilai rapor sekolah kita yang menentukan masa depan kita baik atau buruk..??  Penulis rasa tidak yah, bahkan yang lebih penting setelah kita dewasa ternyata karakter kitalah yang menentukan sukses atau tidaknya masa depan kita. Penulis pribadi dulu merasa sebal ketika zaman sekolah harus mengambil tambahan jam belajar mata pelajaran ini dan itu, hanya mengejar nilai rapor semata alih-alih mengejar pemahaman dari mata pelajaran yang kita pelajari karena adanya ancaman bahwa kalau nilai rapor jelek bakalan tidak naik kelas. Kesannya tidak ada hal lain yang patut kita pelajari selain bidang akademis semata.

Padahal sukses atau tidaknya seseorang di masa depan bukan hanya tergantung dari nilai rapornya saja, tetapi yang lebih penting anak-anak kita harus dapat mengasah potensi berupa bakat dan minatnya yang telah diberikan oleh Tuhan agar kelak mereka dapat berkontribusi bagi sesama. Karena potensi di luar akademis sangat perlu diasah. Kalau tidak, akan menimbulkan kegelisahan atau keresahan di dalam diri anak-anak kita. Hal itu juga penulis rasakan. Lihat saja masa sekolah kita dulu, tidak semua anak memiliki minat di bidang akademis semata. Tetapi mereka memiliki beragam minat yang lain.

Maka tak heran kalau anak-anak begitu membenci bel masuk sekolah dibandingkan bel pulang sekolah. Bagi mereka, bel pulang sekolah merupakan tanda-tanda dimulainya kehidupan karena mereka dapat mengasah potensi mereka di luar akademis. Tetapi ini catatan kalau sepulang sekolah kita tidak dipaksa lagi untuk ikut les tambahan mata pelajaran sekolah yang nilainya kurang... hehehe, maksudnya kita bebas mempelajari hal-hal yang kita minati agar potensi yang sudah diberikan oleh Tuhan kepada kita bisa kita manfaatkan bagi masa depan yang lebih baik.

 

Tips-Tips untuk menyadari pentingnya menguasai bidang yang lain di luar pendidikan akademis bagi anak-anak kita.

  • Sadarilah bahwa masa depan anak kita lebih menuntut karakter daripada sisi kognitif untuk menjadi sukses, karena menjadi sukses dibutuhkan konsistensi tingkat tinggi untuk meraihnya, dan semua ini lebih membutuhkan karakter dibandingkan sisi kognitif semata.
  • Sudah banyak kisah sukses pada orang-orang terdahulu yang awalnya memiliki kendala di sekolah karena pendidikan akademis mereka bermasalah. Tetapi ketika mereka dewasa kelak, mereka bisa membuktikan diri menjadi manusia-manusia sukses tingkat dunia yang namanya dikenal dimana-mana, seperti Thomas Alfa Edison, pencipta lampu bohlam. Teman-teman bisa membrowsing kisah lengkap beliau di internet.
  • Tuhan pasti adil ketika menciptakan manusia di muka bumi ini. Tidak mungkin manusia diciptakan tanpa memiliki potensi sama sekali untuk bertahan hidup di dunia ini. Tetapi pertanyaannya, apakah kita sudah mengenal potensi anak-anak kita di luar potensi akademis mereka..??  Jawab saja di dalam hati masing-masing.

Komentar