MENASEHATI TANPA MENYAKITI

Wahai para orang tua, kadang ketika kita melihat perilaku anak kita yang kurang berkenan di hati, kita merasa perilaku tersebut harus segera mendapatkan konsekuensi yaitu berupa nasehat. Tapi pernahkah kita berpikir ketika ingin menasehati perilaku anak yang tidak sesuai dengan keinginan kita, bagaimana kondisi mood kita pada saat itu? Biasanya kita dalam kondisi mood yang kurang baik, dan apabila kita dalam keadaan yang demikian, bagaimana kira-kira kata-kata yang akan keluar dari mulut kita... apakah kata-kata yang baik, atau malahan kata-kata yang akan menyakiti perasaan anak-anak kita?

Nabi pernah mengatakan apabila kita dalam keadaan marah, kita disuruh merubah fisiologi tubuh kita. Ketika posisi marah kita sedang berdiri, maka kita disuruh duduk. Kalau masih belum bisa mengendalikan emosi dengan baik, kita disuruh berbaring, dan kalau kita masih tetap dalam kondisi yang kurang nyaman, kita disuruh berwudhu agar emosi-emosi negatif yang masih melekat di dalam diri kita dapat keluar bersamaan dengan air wudhu yang kita basuh. Karena emosi negatif bisa diibaratkan dengan ap (logikanya: api bertemu dengan air akan padam).

Jadi benarlah nasehat Nabi bahwa kita tidak akan pernah baik jika dalam keadaan marah kita masih tetap mengucapkan sesuatu meskipun kata-kata yang kita keluarkan maksudnya baik. Karena dalam keadaan marah, sulit bagi kita mengeluarkan kata-kata yang bijak. Maka kata-kata yang keluar pun pasti akan menyakitkan, apalagi sampai menyakiti hati anak-anak kita... karena anak-anak yang dibesarkan dengan kemarahan akan membentuk jiwa-jiwa yang rapuh, dan dapat dipastikan anak-anak kita akan mengalami kesulitan untuk meraih masa depannya. Apakah hal itu yang kita inginkan anak kita alami?

 

Tips-Tips dalam memberi nasehat ketika sedang marah

  • Anak ketika sedang memiliki prilaku yang kurang baik, wajar apabila kita menasehatinya. Malah tidak wajar kalau kita membiarkan prilaku yang kurang baik tersebut terus berlanjut, karena prilaku tersebut akan berubah menjadi karakter anak kita. Dan kalau sudah menjadi karakter akan sulit diperbaiki. Maka nasehatilah anak-anak kita, namun dengan nasehat yang bijak.
  • Keadaan emosi yang tak terkendali akan menyebabkan kata-kata yang keluar dari mulut kita menjadi tak terkendali... dan ini yang menyebabkan maksud yang baik tidak tersampaikan. Oleh karenanya, kalau kita mengalami kondisi seperti itu, maka tunggulah beberapa saat sampai kita memiliki ketenangan agar kata-kata yang kita ucapkan merupakan hal yang bermanfaat untuk didengar oleh anak-anak kita.
  • Anak yang dibesarkan dengan kemarahan akan menghasilkan anak-anak yang memiliki jiwa pemarah, dan anak yang dibesarkan dengan kasih sayang akan menghasilkan anak-anak yang memiliki jiwa penuh kasih. Jadi pilihan ada di tangan kita.

Komentar