Tuhan lebih menyukai kebaikan yang dilakukan secara konsisten walaupun kecil, dibandingkan
melakukan kebaikan yang besar, tetapi kita melakukannya hanya sesekali.
Ada suatu kisah seorang pelayan restoran yang secara
tidak sengaja menguping pembicaraan sekelompok pemadam kebakaran bahwa mereka
baru saja selesai bertugas memadamkan api di sebuah pabrik yang terbakar hebat.
Mereka melakukannya sepanjang malam hingga 12 jam lamanya.
Dari cerita yang ia dengar itu, perasaan pelayan
tersebut sangat terharu bahwa para pemadam kebakaran tersebut sudah berjuang begitu
hebatnya dengan waktu yang cukup panjang hanya untuk demi orang lain hingga
akhirnya si pelayan restoran itu memutuskan untuk menulis sebuah note kecil berupa kata-kata pujian di selembar
kertas. Memuji betapa ia sangat berterima kasih atas upaya kerja keras mereka
memadamkan api. Oleh karenanya, ia akan mentraktir sarapan mereka saat ini.
Setelah para pemadam kebakaran tersebut membaca pesan
yang diberikan oleh sang pelayan restoran, mereka sangat terharu ternyata ada
juga orang yang menghargai pekerjaan mereka yang mungkin selama ini mereka
berpikir bahwa jarang ada orang yang mau menghargai kerja keras mereka
memadamkan api, bahkan bisa sampai mengorbankan nyawa.
Atas penghargaan tersebut, mereka sepakat untuk
menyebarkan kebaikan sang pelayan restoran di media sosial mereka, dan berpesan
agar orang yang membacanya dapat mampir ke restoran di mana sang pelayan itu bekerja
untuk memberikan tips yang besar kepadanya.
Ternyata pesan tersebut menjadi viral. Banyak orang
yang terharu membaca pesan tersebut. Mereka sangat menghargai kepedulian sang pelayan
itu kepada sesama, dan akhirnya diketahui juga bahwa pelayan tersebut ternyata
memiliki masalah keluarga, yaitu ayahnya sakit keras... kalau mau bepergian sampai
harus digotong karena sudah tidak mampu lagi untuk berjalan karena penyakitnya itu.
Para pemadam kebakaran tersebut mengetahuinya, dan
mereka bersepakat menggalang dana untuk membelikan mobil van yang memiliki alat khusus untuk mengangkut kursi roda secara
otomatis ke dalam mobil. Awalnya mereka berharap bisa mengumpulkan uang sebesar
tujuh belas ribu dolar. Namun ternyata penggalangan dana tersebut berhasil mengumpulkan
uang sebesar delapan puluh ribu dolar... lebih dari cukup untuk membeli sebuah
mobil khusus untuk sang ayah.
Pesan moral dari cerita di atas adalah:
- Kebaikan akan selalu menghasilkan kebaikan lagi, meskipun kebaikan yang kita lakukan sangat kecil di mata kita. Karena Tuhan bukan memandang besar/kecil kebaikan yang kita lakukan, tetapi Tuhan melihat seberapa besar ketulusan kita, kepedulian kita kepada sesama.
- Setiap kebaikan akan kembali kepada orang yang memberikan kebaikan tersebut, karena di dunia ini ada hukum ‘tarik-menarik’. Sama seperti hukum gravitasi bumi, apabila ada objek yang dilemparkan ke atas, pasti objek tersebut akan jatuh lagi ke bawah. Begitu juga dengan hukum ‘tarik menarik’, kebaikan akan menarik kebaikan lagi kepada diri kita... jadi benar adanya perintah di dalam agama untuk selalu melakukan kebaikan. Karena Tuhan berfirman bahwa kebaikan akan mendatangi pelaku kebaikan, begitu pun dengan kejahatan akan mendatangi pelakunya.
- Terus-menerus secara konsisten kita lakukan kebaikan di mana pun, kapan pun, kepada siapa pun... tanpa melihat besar/kecil kebaikan yang kita lakukan. Karena sekali lagi, kita tidak pernah mengetahui kebaikan mana yang kita lakukan, yang benar-benar mampu menolong orang yang membutuhkannya... karena biarlah itu menjadi rahasia Tuhan. Tugas kita sebagai hamba-Nya ialah terus bermanfaat bagi sesama sambil berharap mendapatkan ridho-Nya. Ketika kita sudah mendapatkan ridho dari Tuhan, apa sih yang kita harapkan yang tidak dapat kita raih..?
Komentar
Posting Komentar