THE DREAM KILLERS (Para Pembunuh Mimpi)

 


Apakah kita pernah diremehkan oleh orang lain ketika kita menceritakan impian kita kepada mereka, bahkan tanpa adanya masukan yang ‘membangun’ untuk diri kita..?  Bagaimana perasaan kita, apakah sedih, marah atau kecewa..?  Apalagi kalau kita menceritakannya kepada keluarga sendiri, justru mereka ikut mengecilkan impian kita.

Kalau pernah, saya ucapkan: “Selamat!”

Karena begitulah kadang watak manusia melihat impian orang lain yang bukan merupakan impiannya... mengapa harus didukung..?  Tak dapat dipungkiri, kadang manusia memiliki sifat hanya mementingkan diri sendiri, bukan mementingkan orang lain. Maka tidak perlu heran ketika menceritakan impian kita kepada orang lain, mereka tidak tertarik dengan impian kita.

Ketika menceritakan impian kita, kemudian mereka mengomentarinya, dan apa yang kita dengar tidak sesuai dengan harapan kita –yaitu mendapatkan dukungan dari mereka– tak perlu kecewa dan bersedih hati. Karena apabila kita seperti itu, berarti kitalah yang bodoh karena sudah jelas impian kita tidak melibatkan mereka di dalamnya. Jadi tidak aneh kalau komentar mereka mengecilkan kita.

Yang seharusnya mengherankan adalah kalau kita menceritakan impian kita tanpa melibatkan mereka di dalamnya, lalu mereka langsung antusias mendukung kita... baru kita boleh sebut itu sebuah ‘fenomena’ karena sungguh jarang terjadi. Maka kita harus lebih berhati-hati dengan orang yang seperti itu, karena sudah kodrat manusia lebih memikirkan diri sendiri dibandingkan orang lain –waspada udang di balik batu.

Apabila ada orang yang sejak awal begitu pedulinya dengan impian kita... dan mereka tetap konsisten mendukung kita, dalam keadaan senang maupun susah, jaga mereka baik-baik... jadikan mereka sahabat terbaik kita. Bahkan keluarga sendiri pun belum tentu memiliki tingkat kepedulian yang tinggi kepada impian kita.

Jadi mulai sekarang apabila mereka meremehkan atau mengecilkan impian kita, sikap terbaik kita adalah membuktikan bahwa impian kita memang pantas untuk diwujudkan. Tetapi apabila kita gampang terpengaruh dengan komentar orang lain yang tidak sesuai dengan harapan kita, dimana kita terbawa perasaan (istilah anak sekarang: ‘baper’), berarti kita menggantungkan nasib kita kepada orang lain. Padahal agama memerintahkan bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib diri kita apabila kita sendiri tidak merubahnya. Jadi, apakah kita masih mau peduli dengan komentar orang lain yang meremehkan dan mengecilkan impian kita..??  Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.

Tips-Tips dalam menghadapi Dream Killers

  • Hadapilah dengan tenang tanpa perlu marah, kesal atau jengkel... karena kalau kita sampai memiliki perasaan tersebut malah membuat dream killers semakin ‘di atas angin’ untuk lebih mengecilkan impian kita. Cukup ucapkan terima kasih dan lanjutkan upaya kita mewujudkan impian.
  • Yakini pada diri sendiri apabila kita yang diperkenankan oleh Tuhan untuk memiliki impian tersebut, berarti kita memang diizinkan untuk meraihnya, dan itu merupakan tugas dari Tuhan agar kita mencapainya. Apalagi kalau impian tersebut tidak menyalahi aturan agama, maka omongan orang lain yang meremehkan dan mengecilkan bukan lagi masalah besar yang harus kita pikirkan, anggap saja itu merupakan lika-liku kehidupan kita dalam menjalani impian kita.
  • Setiap orang pasti memiliki impian masing-masing, dan apabila mereka tidak memiliki impian yang sama dengan kita, maka hal itu wajar adanya... karena setiap manusia memiliki tugas yang berbeda dari Tuhan yang mereka harus emban di dalam menjalani kehidupannya di dunia. Jadi nikmati saja impian kita, karena kalau bukan kita siapa lagi..??

Komentar