ANAK SEBAGAI SUBYEK DARI PENDIDIKAN

 


Wahai para orang tua dan guru, apakah kita pernah menyadari bahwa anak seharusnya adalah subyek dari pendidikan yang kita berikan kepada mereka..? Selama ini kita hanya melihat anak-anak adalah obyek dari pendidikan yang kita berikan kepada mereka, karena kita merasa lebih tahu apa yang anak-anak kita butuhkan dari pendidikan, bukan dari apa yang mereka butuhkan... ini bisa dilihat dari antusiasme anak-anak kita dalam belajar, mengapa banyak anak yang kalau ditanya kepada mereka: "Lebih senang mendengar bel masuk (sekolah), atau bel pulang..?"

Mereka pun dengan serempak menjawab: "Bel pulang..!"

Atau ketika mereka ditanya: "Lebih suka tanggal merah, atau tanggal hitam (masuk sekolah)..?"

Maka hampir semuanya menjawab: "Tanggal merah..!" (karena mereka bisa libur dari kegiatan sekolah yang tidak mereka sukai).

Banyak pula anak ketika menjelang hari Senin mulai merasa gelisah karena sebentar lagi mereka harus masuk sekolah. Bahkan sampai ada slogan "I hate Monday", dan saya meyakini para pembaca juga merasakan apa yang anak-anak kita rasakan, karena kita pun pernah mengalaminya.

Penulis juga pernah mengalaminya pada waktu masih sekolah dulu, tetapi yang penulis lihat sampai saat ini pun keadaannya masih belum berubah. Masih sama dengan yang penulis alami pada masa sekolah dulu. Mengapa sampai hal seperti ini terus terjadi... apakah kita tidak pernah sadar bahwa bangsa ini ditopang oleh kemajuan pendidikannya..?

Ini bisa dilihat dari antusiasme anak-anak kita dalam belajar. Dan kalau anak-anak kita lebih terhipnosis dengan kata bermain dibandingkan belajar”, sudah bisa dipastikan bahwa belajar itu adalah beban. Dan sampai kapan pun yang namanya beban pasti akan kita hindari... itukah yang kita inginkan..?

Apabila kita tidak pernah mau peduli dengan kualitas pendidikan yang ada di negeri ini, bisa dibayangkan bagaimana nasib negeri ini ke depannya. Karena sehebat apa pun suatu bangsa, pasti di baliknya ada manusia-manusia yang berkualitas. Sedangkan manusia-manusia yang berkualitas ini hadir dikarenakan hasil dari kualitas pendidikannya. Semoga hal ini menjadi bahan pikir bagi kita bersama yang masih merasa mecintai bangsa ini.

Tips-Tips agar kita mau menjadikan anak sebagai subyek pendidikan:

  • Sadarilah bahwa setiap anak itu ingin didengar, ingin dipedulikan, ingin dilihat sebagai manusia yang memiliki potensi... bukan hanya sekedar kertas kosong yang gampang kita corat-coret semau kita. Karena mereka juga membutuhkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, bukan kebutuhan kita.
  • Ingatlah ketika zaman kita pernah sekolah, apakah kita merasakan kenyamanan dalam menuntut ilmu..? Bagaimana anak-anak kita dapat belajar dengan antusiasme yang tinggi apabila mereka sudah tidak nyaman dengan yang mereka lakukan. Oleh karena itu apabila anak-anak kita merasakan ketidaknyaman tersebut, berarti ada yang harus kita evaluasi, karena antusiasme dalam belajar lebih penting dari sekedar teori pendidikan yang harus anak-anak kita pelajari. Antusiasme lah yang membuat anak-anak kita konsisten dalam belajar, karena dalam mempelajari suatu hal pasti diperlukan prosesdan proses membutuhkan konsistensi.
  • Kalau ada dari pendidikan anak-anak kita yang harus kita perbaiki maka perbaikilah, karena pendidikan anak-anak kita adalah tanggung jawab terbesar dari kita, yaitu orang-orang dewasa di sekitarnya. Karena kalau kita hanya menunggu sampai keadaan baik-baik semua, sampai kapan kita akan menunggu..? Karena Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum apabila kaum tersebut tidak mau merubah nasibnya.

Komentar