NAKAL

 


Kadang kita sebagai orang tua gampang mengucapkan kata “nakal” kepada anak-anak kita, padahal kata tersebut belum memiliki makna yang jelas yang dapat anak pahami. Kalau kita ingin menyalahkan perilaku anak yang salah dengan kata “nakal” ini, apakah anak kita akan mengerti kesalahan yang mana yang harus ia perbaiki..? Karena kata ini belum memiliki kejelasan makna, dan kalau kita sendiri sebagai orang tuanya tidak memberikan penjelasan yang dapat anak kita pahami mengenai perilaku yang mana yang harus anak perbaiki, maka wajarlah kalau anak kita tidak paham.

Kita saja sebagai orang dewasa tidak akan paham kalau kita diberikan cap ‘nakal’ tetapi tidak diberikan penjelasan ‘nakalnya di mana’ –perilaku salah kita yang mana yang harus diperbaiki, dan perilaku benar yang mana yang harus kita lakukan. Sebagai orang dewasa pun kita juga pasti bingung, apalagi anak- anak kita yang pola pikirnya masih belum terpola, karena masih belum memiliki banyak wawasan dan pengetahuan yang dibutuhkannya. Jadi otomatis masih membutuhkan bimbingan dari orang-orang dewasa di sekitarnya, terutama orang tuanya. Karena kalau kita sebagai orang tua tidak mendefinisikannya terlebih dahulu mengenai maksud kata “nakal” ini, kita langsung saja mengucapkannya tanpa berpikir panjang mengenai akibat yang ditimbulkannya. Apalagi kalau anak masih belum memahaminya, belum lagi kalau kita mengucapkannya sambil  marah-marah... apakah anak tidak akan semakin bingung dengan ucapan kita tersebut?

Di satu sisi, kita ingin membantu anak merubah perilakunya menjadi lebih baik, namun di sisi yang lain, kata-kata yang kita ucapkan tidak membantu anak agar paham dan mau memperbaiki perilakunya. Kalau hal ini kita lakukan terus-menerus, berulangkali, kira-kira bagaimana nasib anak kita nantinya? Karena seperti yang kita ketahui bersama, ucapan kita sebagai orang tua adalah do’a bagi anak. Apakah kita mau terus mendoakan hal yang buruk kepada anak kita? Jadi, harapan penulis agar kita tidak lagi mengucapkan kata “nakal” ini di depan anak-anak kita, karena ucapan kita sebagai orang tua kadang bisa menjadi ‘pisau bermata dua’ kalau kita tidak bijak dalam mengeluarkan kata-kata tersebut.

Tips-Tips dalam mengeluarkan kata-kata di depan anak-anak kita

  • Sadarilah ucapan kita sebagai orang tua kepada anak adalah do’a bagi mereka. Jadi ucapkanlah hanya hal-hal yang baik-baik saja di depan anak-anak kita agar kita secara sadar maupun tidak sadar selalu turut mendoakan hanya kebaikan saja kepada anak. Bukankah hal itu yang kita inginkan sebagai orangtua kehidupan yang baik bagi anak-anak kita..?
  • Apabila kita mau menegur anak, apalagi sampai ingin memarahinya, jangan kita mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat membuat anak paham, bahkan tidak mengetahui kesalahannya. Agar anak dapat memperbaiki kesalahannya ketika kita menegur atau memarahinya, pikirkan terlebih dahulu kata-kata yang ingin kita ucapkan.
  • Ingat, tugas kita sebagai orang tua adalah menjaga amanah berupa anak yang dititipkan oleh Tuhan kepada kita. Jadi, sebagai orang yang dititipkan amanah, jangan sampai kita tidak menjaganya dengan penuh kesungguhan, karena suatu saat nanti kita akan ditagih oleh yang menitipkannya. Dan jangan sampai ketika kita ditagih, kita tidak dapat mempertanggungjawabkannya.

Komentar