FILOSOFI TEKO

 


Kita bisa melihat watak asli seorang anak manusia dari kata-kata yang dikeluarkan dari mulutnya. Apabila kata-kata yang dikeluarkannya hanyalah hal-hal yang baik-baik saja dalam segala keadaan –yang buruk maupun yang baik– maka orang tersebut bisa dikatakan memiliki watak orang yang baik. Begitu pula sebaliknya.

Jadi watak manusia bisa diibaratkan seperti isi di dalam teko, karena teko memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan air, dan dapat menyimpan berbagai jenis air. Teko tidak pernah memperdulikan air jenis apa yang ada di dalam dirinya, karena teko memiliki tugas hanya menyimpan dan menuangkan isi yang ada didalamnya –apakah isi di dalam teko itu kopi, teh, atau bahkan air comberan sekalipun sama saja bagi teko. Teko takkan pernah mempermasalahkannya.

Namun akan jadi masalah kalau filosofi teko ini diperumpamakan sebagai manusia, maka manusia juga memiliki fungsi seperti teko. Kita bisa mengetahui watak manusia tersebut kalau isi di dalam pikirannya sudah dituangkan berupa kata-kata atau ucapannya, karena itu akan mencerminkan siapakah dirinya  yang sebenarnya: apakah dia teh, kopi, atau air comberan... karena manusia bisa ‘dilihat’ pikirannya kalau sudah dituangkan ke dalam kata-kata –apakah orang tersebut memiliki watak yang baik, ataupun buruk...

Oleh karena itu, berhati-hatilah dengan kata-kata yang kita ucapkan. Karena seperti kata peribahasa: “Mulutmu harimaumu...”

Tips-Tips agar kita menjaga kata-kata maupun ucapan kita

  • Sadarilah manusia dinilai bukan hanya dari penampilan fisik nya semata tetapi yang paling terpenting manusia dinilai dari wataknya dan watak manusia bisa terlihat dari kata-katanya yang diucapkan apakah baik atau buruk karena kata-kata kita adalah cerminan dari wujud asli watak kita.
  • Pilihlah hanya kata-kata yang baik saja untuk kita ucapkan, dan selalu paksa diri kita untuk selalu mengucapkan hanya kata-kata  yang baik saja. Andai kita tidak bisa, maka diam lebih baik... karena diam itu jauh lebih baik dibandingkan kita mengucapkan kata-kata yang tidak baik  – karena kata-kata kita secara langsung adalah permohonan (doa) kita kepada Tuhan. Apakah kita ingin mendoakan diri kita hal-hal yang buruk...??
  • Nasib kita di masa depan ditentukan oleh  watak yang kita miliki pada saat ini, dan watak kita ditentukan oleh kata-kata yang kita ucapkan saat ini. Maka benarlah adanya seorang Nabi Muhammad SAW diperintahkan ke muka bumi hanya untuk menyempurnakan akhlak manusia... karena watak manusia termasuk bagian dari akhlak kita.  Oleh karena itu pilihlah isi di dalam pikiran kita hanya yang baik-baik saja, dan yang kita ketahui bersama sumber kebaikan yang paling utama dan pertama berasal dari agama. Oleh karena itu pelajarilah agama untuk memahaminya, bukan sekedar menghafal... karena tindakan kita sangat dipengaruhi oleh isi di dalam pikiran kita.

Komentar