ANAKMU BUKANLAH MILIKMU

 


Ini adalah judul puisi karangan Khalil Gibran yang kalau kita mau merenungi maknanya memiliki pesan yang sangat dalam yang bisa menjadi pengingat bagi diri kita sebagai orang tua. Kita harus menyadari meskipun anak kita terlahir dari rahim kita, darah daging kita, tetapi mereka hanyalah amanah yang dititipkan oleh Tuhan melalui rahim kita... bukan milik kita.

Kadang kita tidak menyadari bahwa anak adalah titipan, jadi seharusnya sikap kita ketika dititipi sesuatu adalah menjaganya dengan sepenuh hati, karena suatu saat nanti kita akan ditagih oleh yang menitipinya. Apakah kita ingin membuat kecewa yang menitipi sesuatu itu pada diri kita..? Bayangkan kalau yang menitipi sesuatu itu adalah diri kita, pasti kita akan sebal dan marah apabila orang yang kita titipi sesuatu itu tidak amanah, bahkan menyia-nyiakannya... padahal sebelumnya orang itu sudah berjanji akan menjaganya dengan sepenuh jiwa raga. Tetapi ternyata janji tinggal janji, manis di mulut tetapi pahit diperilaku... kita pasti kecewa, begitupun juga kalau ada yang  menitipi sesuatu kepada kita, pasti mereka kecewa, malah bisa-bisa membenci diri kita. Apakah itu yang kita inginkan..?

Oleh karena itu, ketika kita dititipi seorang  anak oleh Tuhan, maka ada tanggung jawab yang harus kita emban, yaitu menjaganya dengan sepenuh jiwa dan raga. Kita harus mencari tahu pesan apa yang ingin Tuhan sampaikan kepada diri kita sebagai orang tua melalui anak kita ini, karena Tuhan selalu memberikan tanda-tanda kepada setiap ciptaan-Nya agar manusia mau memikirkannya. Begitu pun dengan anak-anak kita, kita harus mau memikirkan apa yang Tuhan titipkan kepada anak-anak kita agar anak-anak ini dapat menjalani fungsi kehidupannya sesuai dengan fitrahnya –berupa potensi, yaitu bakat dan minatnya, agar hal tersebut dapat muncul ke permukaan, dan dapat memberikan kontribusi di dalam kehidupannya di dunia.

Tips-Tips agar Orang Tua bijak dalam menyikapi amanah (berupa anak) yang dititipkan Tuhan

  • Sadarilah anak adalah titipan dari Tuhan kepada kita, orang tuanya, agar kita tidak merasa memilikinya dan kita tidak salah dalam bersikap kepada anak-anak kita dalam menentukan masa depannya.
  • Sadarilah Tuhan selalu menitipkan tanda-tanda ciptaan-Nya dalam diri anak-anak kita bagi manusia yang mau berpikir... namun kitalah sebagai manusia yang sering menyia-nyiakannya dengan cara kita yang salah dalam bersikap –tidak sesuai dengan keinginan Tuhan yang Maha Pencipta. Oleh karena itu jangan heran kalau kita selalu mengalami masalah dengan anak-anak kita.
  • Sadarilah Tuhan lebih mengetahui makhluk ciptaan-Nya dibandingkan kita sebagai mahluk-Nya. Oleh karena itu tugas kita adalah mencari tahu apa yang Tuhan inginkan kepada anak-anak kita agar kita sebagai orang tua dapat melakukan tugas kita yang diberikan oleh Tuhan dengan benar, yaitu mengantarkan anak-anak kita ke pintu gerbang kesuksesan dunia-akhirat.

Komentar