Uang


            Apa yang ada di benak kita mengenai kata uang? Karena ketika kita mendefinisikan kata uang, umumnya yang dikenal masyarakat adalah suatu alat tukar atau alat pembayaran dalam proses pertukaran barang atau jasa –ini yang biasanya ada di benak kita kalau menemukan kata uang. Tetapi yang terjadi di luar sana, banyak orang yang memahami kata uang bukan sesuai dengan definisinya lagi, namun suatu hal yang kita agung-agungkan. Karena banyak orang yang ingin memiliki uang tetapi dengan cara-cara yang tidak baik yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Karena kita ingin memilikinya dengan segala cara meskipun itu dengan cara-cara yang salah.

Bahkan terkadang kita mengorbankan harga diri kita demi memiliki uang, dan itu terbukti karena masih banyak orang yang memperebutkannya meskipun dia tahu, cara itu adalah cara yang salah, seperti korupsi, maling, memeras, menipu, dll. Mengapa sampai itu semua terjadi, karena kita menganggap uang itu segalanya... karena semuanya butuh uang dan itu yang ada di pola pikir kita. Maka tak heran penjara sampai saat ini masih penuh dengan orang-orang yang melakukan korupsi, maling, pemeras, dan penipu. Dan mengapa sampai mereka tega melakukan semua itu, karena memang uang sudah menjadi Tuhan bagi mereka. Mereka pikir kalau mereka tidak melakukan semua itu, kehidupan mereka akan bermasalah.

Padahal kalau kita kembali lagi ke definisi awal, uang itu hanya alat tukar atau pembayaran. Tetapi mengapa manusia rela mengorbankan segala hal yang mereka miliki untuk mendapatkannya? Ini yang seharusnya kita pikirkan, dan menurut pendapat penulis mengapa sampai itu semua terjadi karena uang itu bukan lagi sesuai dengan definisinya, tetapi nafsu yang sudah berperan di sini. Karena setiap hari kita disuguhkan oleh kanan-kiri kita bahwa kita tidak bisa hidup tanpa uang. Karena semuanya membutuhkan uang, dan sampai kita disuguhkan oleh media bahwa contoh orang yang sukses itu hanya yang memiliki uang yang paling banyak, karena dengan uang yang banyak kita bisa memiliki gaya hidup yang kita inginkan.

Padahal seharusnya, contoh orang yang sukses adalah orang yang paling banyak sedekahnya, dan sering membantu sesama. Jadi karena contoh-contoh yang ada di masyarakat seperti itu, maka tidak heran kalau orang sampai mau bunuh-bunuhan untuk mendapatkan uang. Bahkan uang tidak mengenal lagi rasa persaudaraan, bahkan keluarga, karena banyak contoh kasus sesama saudara bertengkar memperebutkan uang warisan yang mana akhirnya mereka rela memutuskan hubungan darah. Sampai-sampai ada seorang ibu yang masih hidup orangnya, tetapi anak-anaknya sudah berharap diberikan warisannya.

Sepertinya sudah banyak orang yang tidak menggunakan akal sehatnya lagi demi uang. Oleh  karena itu, penulis menghimbau teman-teman mengembalikan definisi uang pada tempatnya semula. Bukan lagi menjadi tujuan hidup kita. Seharusnya tujuan hidup kita adalah bagaimana kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama dengan potensi yang kita miliki dan pada akhirnya kita dapat berkontribusi untuk masyarakat. Kalaupun kita mendapatkan uang dikarenakan hal itu, berarti itu hanya bonus saja dari Tuhan untuk kita. Karena Tuhan menganggap kita sudah layak mendapatkannya. Kalau itu yang kita jadikan sebagai tujuan utama, maka uang bukan lagi menjadi segalanya bagi kehidupan kita. Sehingga uang tidak lagi berada di hati dan pikiran kita, karena kita mengetahui hal yang pantas kita tempatkan di hati kita hanyalah Tuhan semesta alam.

Tips-Tips agar kita tidak menuhankan uang

  • Sadarilah makna uang hanyalah sebuah alat tukar, bukan tujuan mengapa manusia diciptakan. Karena banyak manusia yang lupa akan hal itu yang menyebabkan manusia kehilangan tujuan hidupnya, yaitu menjadi manusia yang paling bermanfaat bagi sesama.
  • Jangan kita tempatkan uang di hati kita, tetapi cukup kita tempatkan uang berada di tangan kita sebagai alat tukar atau pembayaran. Karena kalau sampai kita tempatkan uang di hati kita, maka tidak heran kita sudah menuhankan uang. Karena hal yang layak ditempatkan di hati hanyalah Tuhan semesta alam.
  • Kita harus merubah konsep mengenai kata uang, tidak lagi kita menyebutkan uang bukanlah segalanya tetapi segalanya akan susah jika tidak memiliki uang. Kalau kita masih memiliki konsep seperti itu di kepala kita, berarti uang masih ada di dalam hati kita, bukan di dompet kita di mana seharusnya uang kita tempatkan. Karena kita pikir hidup kita akan susah kalau tidak punya uang. Kalau pola pikir kita masih seperti itu, maka tidak heran kalau kita masih menganggap uang adalah segalanya. Dan kita secara tidak sadar menggunakan segala cara untuk mendapatkan uang karena kita tidak mau hidup susah.

Komentar