Apakah kita pernah
merasakan dulu di zaman masih sekolah atau kuliah, kita salah mengambil
jurusan..? Dan pada akhirnya kita menyesal mengambil jurusan tersebut
dikarenakan jurusan yang kita ambil tidak sesuai dengan keinginan atau potensi
yang kita miliki... bahkan penulis sendiri pernah merasakan hal tersebut ketika
dijaman kuliah dulu.
Ketika masuk ke dunia
perkuliahan, penulis sama sekali tidak mengetahui apakah jurusan yang penulis
ambil ini akan sesuai dengan keinginan atau potensi yang penulis miliki, karena
pada saat itu penulis hanya berpikir setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas
penulis harus kuliah. Tetapi tidak tahu harus kuliah di mana atau mengambil
fakultas apa... penulis tidak mengerti bagaimana cara menyikapinya, apakah ini
sesuai dengan diri penulis sendiri atau tidak... yang penting kuliah, supaya
kalau ditanya oleh keluarga, teman, ataupun kerabat, penulis punya jawabannya
bahwa penulis sedang kuliah, agar penulis tidak malu kalau sampai putus
pendidikan ditengah jalan.
Ternyata hal ini
menjadi ‘bumerang’ bagi diri penulis ketika penulis merasakan dunia kuliah yang
sesungguhnya. Penulis merasa tidak nyaman ketika kuliah harus mempelajari
sesuatu yang penulis tidak sukai... ternyata dunia kuliah dan dunia sekolah adalah
dua hal yang sangat berbeda, karena di dunia kuliah penulis harus mempelajari
suatu keahlian yang mana suka atau tidak harus dipelajari, dan kalau tidak mau
bisa dipastikan penulis tidak akan pernah lulus kuliah. Berbeda dengan dunia
sekolah di mana penulis hanya mempelajari dunia akademis semata.
Ternyata perbedaan
ini baru penulis sadari ketika kuliah berlangsung, di sini penulis baru merasa
menyesal mengapa waktu sebelum kuliah penulis tidak memikirkan dengan matang...
ingin menguasai keahlian apa yang sekiranya cocok dengan potensi yang dimiliki oleh
penulis, dan apakah keahlian yang akan dipelajari ini akan membantu masa depan
penulis menjadi lebih bai..? Di sinilah dimulai hal-hal yang tidak pernah penulis
bayangkan sebelumnya... merasa ‘tersiksa’ ketika mempelajari sesuatu yang
penulis tidak suka, dan pada akhirnya bisa ditebak hasilnya seperti apa.
Di zaman kuliah,
penulis sulit untuk bisa berprestasi... bahkan nilai yang penulis miliki
benar-benar di bawah angka standar kelulusan. Nah, bayangkan kalau kejadian ini
dialami pula oleh anak-anak lain yang memiliki bernasib sama... mereka pasti
merasa tersiksa juga. Apakah kejadian ini harus terjadi berulangkali kepada
anak-anak kita..?
Maka di sini
penulis menghimbau kepada para orang tua, mari kita peduli dengan pendidikan
yang harus ditempuh oleh anak-anak kita, karena apabila kita kurang peduli,
maka pastilah anak-anak kita akan menjadi korbannya... mereka akan merasa
tertekan dalam menjalani pendidikan yang harus mereka tempuh, karena orang-orang
dewasa di sekitar mereka tidak ada yang peduli dengan hal tersebut. Apakah hal
ini tidak akan membawa kerugian yang cukup besar bagi masa depan anak-anak
kita? Mari kita renungkan bersama.
Tips-Tips agar tidak salah dalam mengambil jurusan
- Ajari anak betapa pentingnya kita mempelajari sesuatu yang sesuai dengan potensi atau bakat dan minat yang dimiliki –ketimbang sekedar mengejar ijazah.
- Bimbing anak-anak kita agar mereka tidak salah dalam mengambil sebuah keputusan, karena salah dalam mengambil sebuah keputusan –apalagi yang berhubungan dengan jurusan pendidikan bagi masa depan anak-anak kita– pasti memiliki resiko yang sangat besar, yakni waktu yang terbuang, karena waktu tidak akan pernah kembali.
- Ajak anak sejak kecil untuk sering berpikir mengenai masa depan mereka agar anak-anak kita peduli dengan masa depannya. Karena kalau bukan kita sebagai orang tua mereka yang mengajaknya untuk sering berpikir mengenai masa depan mereka, siapa lagi yang akan lebih peduli dibandingkan kita sebagai orang tua mereka..?
Komentar
Posting Komentar